News  

Cerita di Balik Monta Bassi, Batu Mustika dari Sulawesi Selatan yang Langka dan Bertuah

Makassar, Balijani.id ~ Di Sulawesi Selatan ada sebuah batu mustika yang langka dan bertuah. Dikatakan langka karena keberadaan batu mustika ini hanya terdapat di dua daerah kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni kabupaten Maros dan kabupaten Takalar.

Batu bertuah itu oleh masyarakat Sulawesi Selatan dikenal dengan nama ‘Monta Bassi’ atau kalau diindonesiakan artinya batu besi yang mengandung kekuatan.

Untuk menjaga kelestarian Batu mustika itu, sekelompok pemuda pemerhati benda pusaka di Sulawesi Selatan yang menamakan diri sebagai Persaudaraan Monta Bassi Sulawesi Selatan secara khusus memfokuskan diri untuk menjaga kelestarian sekaligus memberdayakan manfaat dari keberadaan Batu mustika itu.

Ketua Umum Persaudaraan Monta Bassi Sulawesi Selatan, Hasbullah Daeng Manrate kepada Balijani.id mengatakan sebenarnya nama Monta Bassi diambil dan dijadikan sebagai nama perkumpulan karena kebetulan semua personil dari perkumpulan itu terdiri dari orang-orang yang gemar dan memahami kandungan yang terdapat di dalam Batu mustika langka itu.

“Kalau dikatakan fokus mengurusi Batu mustika, tidak juga demikian, karena kami juga rutin turun ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah sosial yang terjadi, seperti kebencanaan, bantuan kemanusiaan, menyalurkan sumbangan dan lain lain. Jadi sesungguhnya orientasi kita adalah kemanusiaan. Adapun penamaan Monta Bassi menjadi nama perkumpulan, didorong oleh adanya hobby yang sama, yakni sama sama pemerhati Batu mustika, Monta Bassi. “jelas Hasbullah.

Sementara itu Ketua Bidang Seni dan Budaya Persaudaraan Monta Bassi, M.Yusuf Kadir Daeng Naba yang ditemui Balijani.id menjelaskan secara singkat mengenai sejumlah keunikan Batu mustika Monta Bassi. Menurutnya selain langka, karena hanya ada di 2 wilayah Kabupaten, Monta Bassi juga memiliki sejumlah khasiat yang tidak dimiliki Batu jenis lainnya.

” Meskipun sama sama Monta Bassi, tetapi ada perbedaan antara Monta Bassi yang ada di Kabupaten Maros dan yang ada di Kabupaten Takalar. Untuk yang di Maros itu kita sebut batu jenis perempuan karena konturnya lebih halus dan memiliki bintik-bintik kuning keemasan. Sedangkan yang ada di Kabupaten Takalar permukaannya sedikit kasar dan tidak memiliki bintik-bintik keemasan, leluhur kita menyebutnya sebagai Batu Monta jenis laki-laki.”jelas Daeng Naba.

Terkait Persaudaraan Monta Bassi Sulsel, sang ketua yakni, Hasbullah yang sehari-hari aktif sebagai Bintara Tinggi Polri berpangkat Aipda itu menjelaskan bahwa komunitas Monta Bassi itu hadir dan dibentuk dalam satu ikatan yg dinamakan Persaudaraan Muntas Bassi (PMB), bukan semata untuk sekedar kumpul-kumpul saja tetapi mereka ingin ikut andil dalam setiap program-program pemerintah baik skala kecil yakni lokal maupun skala nasional.

Sejumlah program Kegiatan seperti berbagi sembako kepada masyarakat ekonomi lemah di daerah ini telah menjadi agenda rutin dari para pemerhati Batu mustika Monta Bassi itu.

[ BJ/Daeng Khairil ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *