Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks

Harja Astawa : Pemilu Harus dihadapi Dengan Logika dan Program Yang Jelas

Singaraja , Balijani.id ~ Ketua Dewan Pimpinan Cabang [DPC] Partai Gerindra Kabupaten Buleleng Gede Harja Astawa, SH, mendukung sepenuhnya penolakan delapan partai politik terkait wacana pemilu dilakukan dengan sistem proporsional tertutup.

Menurut Harja Astawa, jika sistem proporsional tertutup tetap diberlakukan, artinya KPU telah menodai esensi demokrasi yang telah diperjuangkan dengan susah payah selama ini.

“ Gerindra menolak pemilu sistem proporsional tertutup. Ini akan berdampak munculnya polarisasi di masyarakat, yang membelah persatuan dan kesatuan. Sangat berbahaya jika dipaksakan. Jangan membuat dinamika politik yang sudah mulai menghangat jadi semakin panas,” kata Harja Astawa saat diminta pandangannya terkait wacana yang digulirkan Ketua KPU Hasyim Ashari, Selasa [10/1/2023]

Ketua DPC Gerindra Buleleng yang juga advokat menyebut, Pemilu merupakan sarana demokrasi bagi rakyat untuk memilih wakil-wakilnya secara langsung. Pemilu harus dihadapi dengan logika dan program yang jelas.

Ketua DPC Partai Gerindra Buleleng

“ Calon wakil rakyat yang memiliki program yang jelas, gagasan yang visioner, itu yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu,” tuturnya.

Dicontohkan gerakan yang telah dilakukan partai gerindra Buleleng dengan memberikan layanan angkutan Ambulance bagi warga yang membutuhkan,

“Kami secara perlahan telah mengawali dengan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat yang membutuhkan, ini yang bisa kami lakukan dengan pelayanan Ambulance yang nyata dan langsung, ” Ujarnya

Bila nantinya MK memutuskan Pemilu Tertutup, lanjut dia, bisa dipastikan akan banyak masyarakat yang golput, terutama anak-anak muda.

Diketahui, delapan partai politik yakni Partai Gerindra, Golkar, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, PAN dan PPP menyatakan sikap menolak pemilihan umum (pemilu) dengan sistem proporsional tertutup.

Delapan parpol tersebut berargumen, bahwa pemilu proporsional tertutup merupakan kemunduran demokrasi. Selama ini, menurut mereka, pemilu proporsional terbuka sudah berjalan baik dan maju, sehingga tak seharusnya diganti.[BJ/TIM]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *