Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Muliakan Bhisama Mpu Siddhimantra, Gubernur Koster Tolak Rencana Pembangunan Jembatan Jawa-Bali

Buleleng, Balijani.id – Gubernur Bali menceritakan saat bertugas di

DPR RI Fraksi PDI Perjuangan selama 3 periode telah menyempatkan
waktu melakukan persembahyangan di Pura Segara Rupek seraya
mendengarkan sejarah Pura ini dari sang istri (Ny. Putri Suastini
Koster, red) yang menceritakan Ida Bhatara Mpu Siddhimantra sedang beryoga semedi di tempat suci ini kehadapan Hyang Siwa hingga beliau dengan kesaktiannya menorehkan tongkatnya sebanyak tiga kali ke tanah dengan mampu memisahkan Jawa dan Bali.

Secara niskala Pulau Jawa dengan Pulau Bali, tidak bisa disatukan seperti sediakala layaknya zaman dahulu.

Hal ini karena diikat kuat oleh bhisama yang secara legenda atau mitologi. Dan secara prinsip bhisama itulah yang tidak memperbolehkan hal tersebut.

Intinya bahwa bhisama itu, diterima oleh Mpu Siddhi Mantra pada waktu beliau beryoga semadi untuk memohon kemuliaan dan kerahayuan jagat kepada Ida Bhatara Siwa dan Ida Bhatara Baruna Geni.

“Kemudian Astungkara, titiang menjadi Gubernur Bali dan dilantik pada 5 September 2018. Begitu dilantik menjadi Gubernur Bali, Menteri PUPR Republik Indonesia kemudian menelpon saya dengan memiliki keinginan untuk meneruskan
rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Bali dan Jawa. Secara spontan, Saya langsung menjawab ke Bapak Menteri dengan
menyatakan tidak boleh Pak meneruskan rencana pembangunan
jembatan ini dengan memperhatikan aspek sejarah yang sangat spiritual dan sifatnya sangat sakral serta tidak bisa Saya langgar. Saat itu juga Saya memohon maaf kepada Bapak Menteri untuk tidak meneruskan pembangunan jembatan ini,” ceritanya yang disambut tepuk tangan masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Wayan Koster saat memberikan sambutan pada pelaksanaan Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng bersama Pengrajeg Karya yang sekaligus menjabat sebagai Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, dan Bupati Jembrana, Nengah Tamba pada Rahina Tilem Sadha, Selasa (Anggara Kliwon, Medangsia) 28 Juni 2022.

Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih dan
Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara
Rupek, astungkara terlaksana berkat dukungan penuh Gubernur Bali,
Wayan Koster dengan memberikan program Pemugaran Beji dan
Pura Payogan Agung Segara Rupek dengan nilai kontrak Rp 5.9 Miliar
lebih.

Lebih lanjut orang nomor satu di Pemprov ini menceritakan di masa
pandemi Covid-19 kembali melakukan persembahyangan keliling
Pulau Bali, termasuk di Pura Segara Rupek. Namun sebelum sembahyang ke tempat suci yang berada di tengah kawasan hutan lindung Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 19.002,89 Ha tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini terlebih dahulu disarankan agar melakukan persembahyangan di Pura Dang
Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek. Begitu masuk Pura Payogan Agung Segara Rupek, Wayan Koster terenyuh melihat pelinggihnya dalam kondisi tidak terawat dan tidak memadai.

“Karena Saya meyakini di Pura ini sangat penting dan memiliki nilai
sejarah, maka usai bersembahyang Saya dengan yakin menyatakan
Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek harus dibangun
termasuk jalannya,” ujarnya dan menceritakan pada saat sembahyang ada suara merdu burung titiran yang begitu lama saya dengar, atas hal inilah Saya meyakini niat baik tersebut direstui oleh Hyang Widhi Wasa, saat itu juga Saya sempat menelpon Bapak Jaya Negara yang masih menjabat sebagai Wakil Walikota Denpasar
dengan menyatakan pembangunan Pura ini menjadi tanggungjawab
Pemerintah Provinsi Bali sebagai wujud nyata untuk memuliakan
keluhuran Ida Bhatara Mpu Siddhimantra.

Atas program Pemugaran Beji dan Pura Payogan Agung Segara
Rupek yang diprakarsai oleh Gubernur Wayan Koster ini berlangsung,
kemudian Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng tersebut
menceritakan selalu mendapatkan kemudahan jalan untuk membangun Program Perlindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih dengan menugaskan Arsitek Bali, Popo Danes untuk mendesain program tersebut dengan hasil dilancarkan, bahkan desainnya juga digratiskan dengan jiwa ngayah. “Astungkara Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek sekarang sudah terbangun, saya memaknai Pura ini dengan posisinya yang sangat strategis sebagai Tempat Suci yang memiliki spirit niskala untuk menjaga Pulau
Dewata. Untuk itulah ke depan, jangan sampai ada Gubernur Bali yang terjebak oleh rayuan untuk membuat jembatan Jawa – Bali, jadi Kita harus jaga betul spirit beliau. Kemudian untuk menjaga kelestarian tempat suci ini, Saya sedang menyiapkan Peraturan Gubernur Bali untuk melestarikan Pura Sad Kahyangan seluruh Bali,
sehingga peran Pemerintah Provinsi Bali akan terus hadir memberikan upaya-upaya pelestarian,” jelasnya yang disambut tepuk tangan.

Mengakhiri sambutannya yang ditandai dengan penandatanganan
prasasti, Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak Pasemetonan Catur
Warga (Arya Wang Bang Pinatih, Arya Wang Bang Sidemen, Arya Wang Bang Wayabya dan Sira Agra Manikan, red)
untuk guyub dengan sama – sama dapat ngrastiti bhakti membangun Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Pengrajeg Karya yang sekaligus Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara
mengucapkan terimakasihnya kepada Gubernur Bali, Wayan Koster atas bantuan yang telah diberikannya. “Ini wujud bhakti Kita semua kepada Ida Bhatara, semoga Bapak Gubernur Bali senantiasa diberikan kesuksesan dan kesehatan dalam menjalankan
swadharma-nya di Jagad Bali, dan Krama Bali selalu diberikan
kedamaian dan kerahayuan,” tutupnya. (002)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *