Dosen Undhira Bali Meneliti Danau Toba

Caption : Dosen Undhira Bali Meneliti Danau Toba

Balijani.id – Danau Toba merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang dikembangkan oleh Pemerintah, selain Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Perhatian Pemerintah dalam mengembangkan DPSP ini tentu saja harus mendapatkan dukungan dari semua pihak antara lain masyarakat, akademisi, pengusaha, dan penggerak media teknologi. Pemerintah telah menganggarkan sekitar Rp14,4 triliun untuk pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata serta ekonomi, khususnya pada destinasi wisata super prioritas.

Dosen Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali berkesempatan untuk berkontribusi dalam pengembangan destinasi wisata super prioritas ini, salah satunya destinasi wisata Danau Toba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Tim peneliti dari Undhira yaitu Dr. Dermawan Waruwu, M.Si. (ketua); Dr. R. Tri Priyono Budi Santoso, M.M. (anggota); dan Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi, M.A. (anggota). Peneliti ini berhasil memenangkan hibah dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) yang berjudul “Model Pemberdayaan Masyarakat Lokal Melalui Tourism Entrepreneurship pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas dalam Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Nasional”. Tim peneliti Undhira Bali berkolaborasi dengan tim peneliti Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pelita Kebenaran Medan yang telah memiliki MoU sejak tahun 2019 yaitu Dr. Suardin Gaurifa, M.Th bersama tim lainnya.

Menurut Dr. Dermawan Waruwu selaku dosen Fakultas Ekonomika, Bisnis, dan Humaniora Universitas Dhyana Pura Bali bahwa penelitian ini bertujuan untuk memetakan jenis, bentuk, strategi, model, dan kebijakan yang relevan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal melalui tourism entrepreneurship pada DPSP dalam rangka pemulihan ekonomi dan pariwisata nasional setelah dilanda oleh pandemi Covid-19. Pemantauan tim peneliti secara langsung di Danau Toba (Kabupaten Toba), pulau Samosir (Kabupaten Samosir), dan beberapa kabupaten di sekitarnya menunjukkan bahwa perhatian pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana pendukung DPSP sudah cukup memadai. Masyarakat maupun wisatawan sangat senang telah ditetapkan oleh pemerintah Danau Toba sebagai DPSP. Masyarakat sangat senang perhatian Presiden Joko Widodo atas pembangunan dan pengembangan Danau Toba dan sekitarnya, namun program pemerintah ini belum sepenuhnya terealisasi di masyarakat.
Beberapa tokoh masyarakat, wisatawan, pengusaha, dan akademisi mengharapkan agar pembangunan serta pengembangan destinasi wisata ini terus ditingkatkan. Masyarakat mengharapkan agar diberikan modal usaha, pelatihan, dan pendampingan secara menyeluruh serta merata kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya. Hal ini disampaikan oleh pengurus Himpunan Pedagang Open Stage Pagoda Parapat (HI-POP), pegadang nasi, pedagang asongan, penjual souvenir dan produk masyarakat lokal, kafe, kelompok water sport, dan lain-lain. Mereka mengharapkan modal usaha yang mudah diakses dari perbankan pemerintah, sehingga pelaku UMKM tidak meminjam uang kepada rentenir yang memiliki bunga yang cukup besar, ungkap Dr. I Wayan Ruspendi yang memiliki pengalaman dalam pengembangan kewirausahaan.

Potensi Danau Toba yang luar biasa ternyata belum dipromosikan secara maksimal oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Atraksi wisata, lokasi destinasi wisata, water sport, dan berbagai produk wisata masih kurang dipromosikan pada media sosial atau teknologi. Padahal penggunaan media teknologi salah satu strategi promosi yang cepat guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan sekaligus dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, ditambahkan oleh Dr. Budi Santoso yang memiliki keahlian dalam manajemen dan ekonomi pembangunan.

Kendati dana yang digelontorkan cukup besar dalam pengembangan Danau Toba berdasarkan anggatan TA. 2021 sebesar Rp1.07 triliun, namun masih banyak infrastruktur yang kurang untuk mendukung kebutuhan wisatawan. Kapal penyeberangan masih sedikit jumlahnya serta tempat parkir di pelabuhan belum bisa menampung jumlah kendaraan yang berkunjungan ke pulau Samosir maupun sebaliknya, sehingga kendaraan kadang parkir di bahu jalan raya. Ketika tim peneliti berkunjung ke pulau Samosir pada tanggal 7 Juni 2022, hampir 3 jam menunggu di pelabuhan padahal bukan hari libur, Dr. Dermawan menambahkan.
Oleh sebab itu, peningkatan kunjungan wisatawan dan pemulihan ekonomi di Danau Toba harus didukung dengan infrastruktur yang memadai serta perhatian secara serius kepada masyarakat lokal dalam kegiatan UMKM guna terwujudnya keadilan sosial pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas tersebut. Dalam meningkatkan kunjungan wisatawan diperlukan pelayanan yang tulus serta spritualitas masyarakat lokal sebagai pendukung utama daya tarik wisata Danau Toba, ungkap Dr. Suardin Gaurifa. Hal ini sejalan dengan tujuan khusus penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Undhira Bali yaitu terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kewirausahaan sesuai potensi dan kearifan lokal di kawasan DPSP, tegas Dr. Dermawan yang sering diundang menjadi narasumber di berbagai tempat di Indonesia.
[ TIM BJ ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *