Denpasar, Balijani.id – Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan Fakultas Pariwisata Unud, Dr. I Nyoman Sukma Arida, S.Si., M.Si., menjadi pembicara dalam acara Pesantren Riset Ramadhan Kalam 2022 M/1443 H. Acara yang diselenggarakan oleh Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada ini dilaksanakan secara daring melalui platform zoom meeting pada Selasa (13/4).
Hadir dalam kegiatan ini, Dr. I Nyoman Sukma Arida, S.Si., M.Si., selaku narasumber dan Prof. Dr. M. Baiquni, M.A serta Ir. Susilawardani, M.P., selaku host, dengan 73 orang partisipan.
Acara dibuka oleh pengasuh acara pesantren, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. yang menyampaikan, diskusi untuk mengisi waktu jelang berbuka puasa tersebut bertujuan untuk menggali inspirasi dari alumni UGM yang telah berhasil membumikan hasil riset doktoralnya. Menurutnya, hasil penelitian seyogyanya tidak dibiarkan hanya menjadi arsip lapuk tanpa ada yang membaca. Ke depannya, Prof. Dr. Baiquni, M.A. berharap para peserta diskusi memiliki semangat sama dalam menerbitkan karya mereka menjadi buku populer.
Kemudian, acara inti dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Dr. I Nyoman Sukma Arida, S.Si., M.Si., yang membawakan topik “Menerbitkan Disertasi Menjadi Buku Populer”. Dalam paparannya, Sukma memberikan beberapa tips dalam mengubah draf disertasi menjadi buku.
Sukma menganjurkan agar penulis mengambil jarak dengan draf disertasinya selama 2-3 bulan setelah lulus doktoral. Ini memberikan waktu kepada penulis untuk melupakan kejumudan terhadap naskah sendiri yang sudah digeluti selama berbulan-bulan. Setelah penulis mulai tertarik kembali dengan naskahnya, maka penulis diharapkan mampu menemukan kekuatan dan kekhasan dari naskah. Penulis harus bisa menemukan hal apa yang paling menarik dari naskah yang akan dijadikan judul dan lead buku.
Selain itu, Sukma juga mengingatkan agar membuang tulisan-tulisan yang kurang penting sehingga naskah menjadi padat. Langkah ini juga menuntut penulis untuk mengubah karakter naskah dari naskah akademik yang serius menjadi naskah yang ringan dan dipahami khalayak dengan berbagai latar belakang. Salah satunya dengan mengurangi istilah-istilah akademis yang kurang dipahami pembaca kebanyakan.
Terakhir, Sukma menggarisbawahi bahwa sampul buku juga penting, sehingga tidak bisa sembarangan atau asal jadi. Menurutnya, penulis perlu memikirkan sampul buku yang eyecatching, enak dilihat, dan menonjol pada saat buku dipajang di rak buku.
Rupanya paparan materi Sukma menarik bagi para peserta, yang ditunjukan dengan berbagai respons dan pertanyaan yang penuh semangat dari peserta. Beberapa di antaranya bertanya mengenai cara dan teknik menemukan ide tulisan disertasi, waktu terbaik untuk menulis, dan kiat menemukan penerbit dan skema pembiayaan. Diskusi tersebut berlangsung selama satu setengah jam hingga
menjelang waktu berbuka puasa.
(003/YT/red)
Sumber: http://www.unud.ac.id